Dr.
Asep Nurjamin
Manusia diberkahi Tuhan dengan tiga
otak, yaitu (1) otak primitif, (2) otak tengah, serta (3) neo korteks atau otak
berpikir. Ketiga otak inii memiliki
fungsi yang berbeda. Selanjutnya, di bawah ini ketiganya akan dibahasn satu
persatu.
1.
Otak Primitif
Otak
ini terletak pada dasar tengkorak. Otak
primitive sering juga disebut otak reftil. Disebut demikian karena fungsi otak
ini mirip dengan otak binatang dan mengendalikan naluri sebagian dari
naluri-naluri dasar yang primitive seperti yang dimiliki binatang. Otak inilah
yang mengendalikan sistem pernapasan, pencernaan, kinerja jantung, serta
refleks. Di samping itu, otak ini pun mengendalikan perasaan aman pada diri
manusia. Perasaan takut, perasaan terancam, atau perasaan cemas dikendalikan
oleh otak ini.
Untuk
keberhasilan kegiatan pembelajaran, otak ini harus dipastikan dalam keadaan
memberi rasa aman, tidak dalam keadaan memberikan takut atau terancam yang
berlebihan. Oleh karena perasaan ini tidak mungkin dihilangkan sama
sekali, kita harus berusaha untuk
mengelolanya menjadi kekuatan bukan kelemahan. Rasa takut dan cemas jangan
sampai menghilangkan keberanian tetapi diubah menjadi pendorong.
Sikap
berani mengambil risiko yang dimiliki seseorang adalah sikap baru yang muncul
sebagai hasil dari kemampuan mengelola rasa takut. Inilah contoh rasa takut yang dikelola menjadi energi yang positf.
Karena takut tidak lulus dalam ujian, seseorang berusaha mempersiapkan diri
sebaik-baiknya. Karena takut kesiangan, seseorang berusaha untuk bangun
pagi-pagi benar. Karena takut masuk neraka, seseorang berusaha untuk bertaqwa.
Sebaliknya,
rasa takut yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan taku yang berlebihan
dan perasaan terancam. Perasaan takut kehilangan orang yang dikasihi akan
menimbulkan perasaan cemburu yang berlebihan, perasaan takut tidak lulus malah membuat tidak berani untuk mengikuti
ujian. Karena takut jatuh atau tabrakan seseorang tidak berani naik kendaraan
bermotor. Lebih dari itu, dalam stadium tinggi perasaan takut itu akan
memunculkan keinginan untuk menyerang, sikap curiga, dan agresif.
Dalam
pembelajaran, para siswa harus dilatih untuk mengendalikan dan mengelola
perasaan ini. Dari dalam diri siswa sendiri harus muncul keinginan untuk
mengendalikan dan mengelolanya. Di samping itu, guru harus berusaha agar
seluruh penampilannya tidak memunculkan perasaan takut atau cemas yang
berlebihan. Lebih dari itu, guru harus
berusaha untuk membantu para siswa mencapai kemampuan untuk
mengendalikan dan mengelola perasaan tersebut.
2.
Otak Tengah
Otak tengah
ini sering disebut sistem limbic atau otak mamalia. Disebut otak tengah karena
memang posisinya berada di tengah-tengah antara otak reftil dengan neokorteks.
Juga disebut otak mamalia karena otak ini mirip benar dengan otak yang dimiliki
binatang mamalia. Otak ini berfungsi untuk mengendalikan sistem hormon, kekebalan tubuh, seksualitas, emosi, serta mengendalikan
memori jangka panjang, ‘long term
memory’.
Dalam
hal ini kita melihat bahwa emosi dan memori jangka panjang itu sama-sama
dikendalikan oleh otak tengah. Dengan demikian, kini dapat kita pahami bahwa
sesuatu informasi atau peristiwa yang melibatkan emosi itu cenderung akan
disimpan dalam memori jangka panjang.
Otak
ini menghasilkan dorongan-dorongan untuk membuat manusia berperilaku seperti
binatang. Hal ini sering kita sebut sebagai napsu. Apabila dituruti akan
membuat manusia menyerupai perilaku hewan. Melalui pendidikan, dorongan-dorongan
ditekan dan dikendalikan serta diatur
dengan norma-norma yang ada. Ingat, bahwa kunci dari kemampuan mengelola
otak tengah ini adalah pada kemampuan untuk mengendalikan diri. Di dalamnya, ada kemampuan untuk mengekang dan
mengarahkan perintah-perintah dari otak tengah menjadi sesuai dengan hukum
agama, kebiasaan, etika, peraturan, atau tata tertib. Inilah kunci dari
keberadaban, ‘civilization’ manusia
yang membedakan dari ketidakberadaban.
Pada
dasarnya, pelajaran ahlak dan moral adalah pelajaran yang diarahkan pada
kemampuan untuk mengendalikan perintah-perintah atau hasrat-hasrat dari otak
tengah ini. Bukti keberhasilan pembelajarannya adalah terbentuknya masyarakat
yang beradab atau masyarakat madani, ‘civil
sociey’.
3.
Neokorteks
Neokorteks yang oleh ahli lain sering disebut korteks
serebral ini terletak pada bagian paling atas dari tengkorak. Neokorteks ini
terdiri atas dua Hemisfir, yaitu Hemisfir kiri dan Hemisfir kanan. Kedua Hemisfir
ini dihubungan dengan korpus kalosum yang terdiri atas sekitar dua ratus juta
serat fiber. Korpus kalosum itu sendiri berfungsi untuk mengintegrasi dan
mengordinasi Hemisfir dan Hemisfir kanan. Dengan memfungsikan kedua Hemisfir
inilah manusia dapat berbahasa belajar.
Kedua Hemisfir ini masing-masing berfungsi
mengendalikan semua anggota tubuh manusia. Hemisfir kiri berfungsi mengontrol
semua anggota tubuh dan wajah yang ada di sebelah kanan sedangkan Hemisfir
kanan berfungsi mengontrol sema anggota tubuh dan wajah yang berada di sebelah
kiri. Jadi, kedua Hemisfir ini bekerja secara silang mengendalikan bagian tubuh
dan wajah yang ada bagian yang sebaliknya.
Yang agak berbeda adalah sistem pengontrolan terhadap
mata dan telinga. Dari mata kiri dan
mata kanan terdapat syaraf-syaraf yang menghubungkannya ke kedua Hemisfir. Akan
tetapi, syaraf yang dari mata kiri ke Hemisfir kanan lebih banyak daripada yang
ke Hemisfir kiri. Syaraf yang dari mata kanan juga lebih banyak yang terhubung
ke Hemisfir kiri daripada yang terhubung ke Hemisfir kanan. Sistem syaraf yang
terhubung ke kedua Hemisfir inilah yang membuat manusia masih dapat melihat
secara utuh sebuah benda walaupun salah satunya matanya tidak berfungsi.
(To be continued)
.