Oleh: Dr. Asep Nurjamin & Aisyah Kh. Nurjamin
Sangat jarang guru yang
memperhatikan cara dirinya berkomunikasi
dengan siswa. Banyak guru yang kurang menghargai siswa. Banyak guru yang
memiliki pikiran bahwa menghargai siswa adalah sikap yang akan membuat siswanya
kurang menghormati dirinya. Keyakinan tersebut telah mengakibatkan banyak guru
yang bersikap memandang rendah siswanya. Jelas, ini keliru.
Cara berkomunikasi guru dengan
siswa mampu memberi kenyamanan selama proses belajar, bahkan bisa membuat siswa
lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya, apabila
guru terus merawat sikap ingin dihormati tanpa menghargai siswa, tentu akan
menimbulkan sikap antipati dalam diri siswa terhadap hal apapun yang
disampaikan oleh guru.
Cara guru berkomunikasi dengan
siswanya akan dipengaruhi oleh: penghargaan terhadap siswa, sikap mau membantu,
memandang siswa sebagai orang yang harus dibantu, sikap lemah lembut, dan
bersikap sabar.
Sikap menghargai ditunjukkan guru diberikan dalam bentuk perhatian kepada semua siswa.Misalnya, pada saat guru berbicara atau pada saat siswa berbicara. Guru membiarkan siswa berbicara sampai selesai. Kemudian, guru berusaha menanggapi dan menjawabnya dengan sikap yang positif. Hal ini selanjutnya akan mendorong siswa untuk berani bertanya dan berbicara di dalam kelas. Siswa yang cenderung tidak aktif, oleh guru diberi motivasi yang positif untuk membangun keberaniannya. Mereka jadi tidak takut salah.
Kini di Indonesia sendiri telah
banyak berkembang istilah “Sekolah Alam”. Dilihat dari pertumbuhannya, sekolah
alam menuai respon positif dari para orang tua. Sekolah alam menjadi digemari
oleh orang tua beserta anak-anaknya karena memiliki keunikan tersendiri. Selain
karena tempat pembelajaran yang dilaksanakan di alam terbuka, hal tersebut erat
kaitannya dengan cara guru berkomunikasi dengan siswa.
Sikap guru yang menghargai dan
mengayomi siswa menjadi poin penting karena kedua sikap ini mampu membuat siswa merasa
nyaman dan berani meng-explore hal-hal
baru yang belum diketahuinya. Siswa tidak akan merasa malu atau takut untuk
bertanya kepada guru. Kelas akan terasa hidup karena rasa ingin tahu yang
dimiliki oleh siswa tidak terhambat oleh sikap guru. Guru berusaha menghargai setiap usaha siswa apa pun hasilnya. Guru lebih mengarah pada pembentukan sikap dan semangat belajar menjadi pribadi yang baik yang ditandai dengan kemampuan yang baik dalam berbahasa.
Begitupun dengan bersikap sabar
dalam mengahadapi siswa. Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Ada
juga yang memperlihatkan sikap kurang positif dalam belajar. Ada juga
masalah-masalah lain yang berkenaan dengan terhambatnya kelancaran pembelajaran
yang disebabkan siswa. Dalam menghadapinya, guru harus selalu sabar. Artinya,
guru memperlihatkan “sikap tegas” bukan kemarahan apalagi “kasar.” Sikap tegas
itu ditunjukkan dengan menegur dan mengingatkan dengan sikap lemah lembut.
Sabar di sini juga berarti
senantiasa mau mengayomi siswa dalam proses belajar. Menanamkan kesadaran dalam
benak siswa bahwa sekolah merupakan tempat belajar yang aman dan penuh kasih
sayang. Sekolah bukan sekadar memperoleh pengetahuan dan keterampilan tetapi
lebih dari itu menjadi tempat membentuk kepribadian. Baiknya kemampuan
berkomunikasi itu ditentukan oleh kemampuan berbahasa yang dipengaruhi oleh
kepribadian yang baik. Cara guru berkomunikasi dengan siswanya adalah contoh
yang baik bagi siswanya. Dalam hal ini guru bahasa Indonesia harus tampil
sebagai teladan bagi siswanya dalam berkomunikasi.
Garut 15 Juni 2020
@salam dari Dr. Asep Nurjamin & Aisyah Kh.
Nurjamin di Bumi Guntur Melati
No comments:
Post a Comment