Oleh: Dr. Asep Nurjamin
Telah
dibicarakan pada bagian sebelumnya bahwa guru perlu menguasai keterampilan
berbahasa karena tiga alasan. Pertama, karena guru akan menggunakan bahasa
sebagai pengantar dalam pembelajaran. Kedua, karena bahasa Indonesia merupakan
salah satu matapelajaran yang harus dikuasai siswa. Ketiga, karena guru akan
dijadikan model atau contoh berbahasa oleh para siswanya.
Pada tulisan sebelumnya telah
dibicarakan pentingnya menguasai keterampilan berbahasa sebagai bahasa
pengantar.
Pada bagian ini akan dibahas
pentingnya menguasai bahasa Indonesia sebagai bahan pembelajaran.
Bahasa Indonesia sebagai bahan pembelajaran. Setiap guru bahasa
harus menyadari bahwa tujuan kita mengajarkan bahasa adalah “agar para siswa
terampil menggunakan bahasa.” Ini tujuannya yang hakiki. Ciri keberhasilan seseorang yang belajar
bahasa Arab adalah mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab.
Ciri
keberhasilan orang belajar bahasa Inggris adalah mampu berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Inggris. Ini tujuan orang belajar bahasa. Ingat, tujuannya
bukan mencapai nilai tertentu atau sekadar lulus dalam ujian. Ini sebuah
kesalahan.
Karena tujuan belajar bahasa itu
mencapai kemampuan dalam menggunakan bahasa, maka pembelajaran bahasa harus
diarahkan pada kemampuan menggunakan bahasa. Dengan demikian, pembelajaran
bahasa berbentuk pelatihan menggunakan bahasa. Hal ini sesuai dengan prinsip
pembelajaran bahasa yang dikemukakan para ahli. Belajar bahasa adalah belajar
menggunakan bahasa. Ketercapaian tujuan pembelajaran bahasa ditandai dengan
kemampuan siswa berkomunikasi menggunakan bahasa yang dipelajari.
Ada dua keterampilan yang harus dikuasai
siswa, yaitu keterampilan berbahasa lisan dan keterampilan berbahasa tulis.
Keterampilan berbahasa lisan meliputi keterampilan berbicara dan keterampilan
mendengarkan. Keterampilan berbahasa tulis meliputi keterampilan membaca dan
keterampilan menulis.
Setiap proses pembelajaran bahasa
harus menjadi wahana untuk melatih keempat keterampilan berbahasa tersebut. Ini
tidak sulit dilakukan.
Salah satu contoh sederhana
proses pembelajarannya dapat dilakukan seperti berikut ini. (1) Guru membacakan
cerita untuk didengarkan oleh siswa. (2) Siswa diminta mengajukan pertanyaan
mengenai isi cerita. (3) Guru menjawab pertanyaan, siswa mendengarkan. (4)
Siswa diminta menuliskan persitiwa penting dalam cerita. (5) Siswa diminta
membacakan jawabannya. (6) Siswa yang lain diminta menanggapi jawaban temannya,
dan seterusnya.
Pada contoh pembelajaran tersebut
telah terlatihkan keterampilan mendengarkan
pada nomor 1 dan nomor 3; keterampilan berbicara pada nomor 2 dan 6; keterampilan menulis pada nomor 4; keterampilan membaca pada nomor 5.
(insya Allah bersambung)
No comments:
Post a Comment